Bencana

Seiring dengan pergantian musim dari musim kemarau ke musim hujan, alam menunjukkan tanda-tandanya. Salah satu tandanya adalah terbentuknya awan besar dan tinggi yang dalam istilah geofisika adalah awan jenis cumulonimbus. Awan ini berada di permukaan – 13 km (permukaan – 43.000 kaki).

Nah, baru-baru ini, di kota Makassar terjadi angin puting beliung disertai angin kencang dan hujan es sebesar kelereng kecil. Bencana terjadi di kelurahan Paccerakkang, sudiang raya dan Laikang Kecamatan Biringkanaya. Ada beberapa lokasi kejadian, seperti di Perumahan Mangga 3 Blok H, Perumnas Sudiang. Ada beberapa rumah yang atapnya terangkat dan salah satu masjid di sana atapnya juga ikut terangkat. Beberapa pohon juga turut tumbang akibat angin puting beliung ini.

Kerugian akibat bencana ini ditaksir ratusan juta rupiah. Setelah kejadian, grup Whatsapp birka dan laikang yang saya pantau ramai membahas pertolongan bagi warga yang kena musimah. Pihak kecamatan, kelurahan, RW dan RT dengan sigap turun ke lapangan memantau dan memberikan bantuan kepada warga yang kena musibah. Bantuan yang diberikan berupa terpal, makanan siap saji dan beberapa perlengkapan sehari-hari.

Tim BPBD Kota Makassar juga turut membantu dengan menurunkan tim pembersihan pohon-pohon yang ikut tumbang.

 

Semoga dengan kejadian ini, mengingatkan kita kembali bahwa alam sudah rusak akibat ulah manusia. Sebagaimana disebutkan dalam al-qur’an :

Ar Rum 41

Ar Rum 42

Artinya: “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Katakanlah (Muhammad), “Bepergianlah di bumi lalu lihatlah bagaimana kesudahan orang-orang dahulu. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah).” (QS. Ar-rum: 41-42)

Ayat tersebut diturunkan untuk menegaskan bahwa ulah manusialah yang menjadi penyebab berbagai kerusakan yang terjadi di darat dan bahkan di laut.

Dalam ayat tersebut Allah juga memperingatkan manusia untuk kembali ke jalan yang benar, tidak merusak alam sesuka hatinya demi menuruti nafsu diri, agar apa yang orang terdahulu alami tidak menimpa pada dirinya. Karena mereka yang melenceng dari jalan kebenaran sebagaimana nenek moyang mereka lakukan Allah katakan sebagai orang-orang musyrik.

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *